logo palembang
Pesona Busana Adat Palembang: Cerminan Sejarah dan Budaya Sriwijaya
culture

Pesona Busana Adat Palembang: Cerminan Sejarah dan Budaya Sriwijaya

May 1, 2025
0 min read

Palembang, kota yang kaya akan sejarah dan budaya, tidak hanya terkenal dengan kuliner lezatnya tetapi juga dengan keindahan busana adat tradisionalnya. Pakaian adat Palembang, terutama Aesan Gede dan Aesan Paksangko, adalah mahakarya yang memancarkan kemewahan, keagungan, dan erat kaitannya dengan warisan Kerajaan Sriwijaya yang gemilang.


Image

Sejarah dan Filosofi di Balik Kemewahan

Busana adat Palembang bukan sekadar pakaian biasa, melainkan representasi dari akulturasi budaya yang panjang. Pengaruh kebudayaan Melayu, India, Tionghoa, hingga Arab, yang datang melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama, membentuk estetika unik pada pakaian adat ini.

Aesan Gede, yang berarti "busana kebesaran," adalah pakaian adat pengantin Palembang yang paling mewah. Konon, Aesan Gede merupakan modifikasi dari busana raja dan ratu pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Filosofinya mencerminkan kemakmuran, kemewahan, dan keagungan. Setiap detail, mulai dari hiasan kepala, perhiasan, hingga kain songket, melambangkan harapan akan kehidupan rumah tangga yang penuh berkah dan kemuliaan.

Sementara itu, Aesan Paksangko adalah busana yang lebih sederhana namun tetap anggun, sering digunakan dalam acara adat atau upacara pernikahan dengan tema yang lebih santai. Nama "Paksangko" sendiri berarti "pakaian sangko," yang merujuk pada pakaian sehari-hari bangsawan pada masa lampau, yang kemudian disesuaikan menjadi busana adat.


Fakta Menarik dari Busana Adat Palembang

  1. Dominasi Songket Palembang: Kain songket Palembang adalah elemen paling menonjol dan tak terpisahkan dari busana adat. Ditenun dengan benang emas dan perak, motif songket seringkali terinspirasi dari alam seperti bunga melati, naga, atau burung. Setiap motif memiliki makna filosofisnya sendiri, seperti kemakmuran, keagungan, atau kesuburan.

  2. Mahkota dan Perhiasan Emas: Pengantin Aesan Gede dihiasi dengan mahkota yang megah (Siguntang), kembang goyang, serta berbagai perhiasan emas mulai dari kalung, gelang, hingga pending (ikat pinggang). Hiasan kepala Aesan Gede yang bertingkat melambangkan kedudukan tinggi dan kemuliaan.

  3. Warna Merah Marun dan Emas: Kombinasi warna merah marun dan emas mendominasi busana Aesan Gede, melambangkan keberanian, kemewahan, dan kemuliaan. Warna-warna ini memberikan kesan anggun dan berwibawa.

  4. Proses Pembuatan yang Rumit: Pembuatan kain songket dan perhiasan membutuhkan ketelitian dan waktu yang panjang, mencerminkan nilai seni dan budaya yang tinggi. Satu helai songket bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan.


Kaitan Erat dengan Budaya Palembang

Busana adat Palembang bukan sekadar pakaian yang dikenakan, melainkan penjelmaan dari identitas dan nilai-nilai budaya masyarakatnya:

  • Simbol Status dan Kesenian: Kemewahan busana ini menunjukkan status sosial dan kemampuan finansial keluarga. Lebih dari itu, setiap helai kain songket dan perhiasan adalah bentuk seni adiluhung yang diwariskan turun-temurun.

  • Perayaan dan Upacara Adat: Pakaian adat ini wajib dikenakan dalam berbagai upacara adat penting, terutama pernikahan, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan leluhur.

  • Kebanggaan Lokal: Masyarakat Palembang sangat bangga dengan busana adatnya. Generasi muda terus didorong untuk memahami dan melestarikan kekayaan ini melalui berbagai festival budaya dan edukasi.

Busana adat Palembang adalah jendela menuju masa lalu yang gemilang dan cerminan budaya yang hidup. Keindahan dan kemewahannya tidak hanya memukau mata, tetapi juga mengajak kita untuk menyelami kekayaan sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Tags

culture

Share This Article

Subscribe to Our Newsletter

Get notified about new articles on culture and other topics.

Popular Tags

FoodCultureReligionTraditionsHistoryGlobalHeritageModern